Gunakan Kearifan saat Mengoreksi Orang Lain

John Townsend 06-06-2023
John Townsend

Lihat juga: 47 Ayat Alkitab yang Menginspirasi tentang Komunitas

"Janganlah kamu memberikan kepada anjing apa yang kudus, dan janganlah kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dan berbalik menyerang kamu."

Matius 7:6

Apakah makna dari Matius 7:6?

Matius 7:6 harus dibaca dalam konteks ayat-ayat sebelumnya (Matius 7:1-5), yang memperingatkan agar kita tidak menghakimi orang lain. Dalam perikop ini, Yesus mengajar para pengikut-Nya untuk tidak bersikap kritis dan menghakimi orang lain, tetapi berfokus pada kesalahan dan area yang harus diperbaiki. Dengan berfokus pada kesalahan kita sendiri, kita akan lebih mudah untuk masuk ke dalam percakapan dengan orang lain dengan kerendahan hati dan kasih karunia.dan menghindari sikap menghakimi atau merasa benar sendiri.

Tetapi ada kalanya bahkan ketika kita mendekati orang lain dengan sikap yang benar, mereka tidak mau menerima ajaran Alkitab.

Dalam ayat 6, Yesus memberikan instruksi tambahan, "Janganlah kamu memberikan kepada anjing apa yang kudus, dan janganlah kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dan berbalik menyerang kamu."

Yesus memperingatkan para pengikutnya untuk tidak membagikan wawasan rohani kepada mereka yang tidak mau menerima. "Anjing" dan "babi" dianggap sebagai hewan najis dalam budaya Yahudi, dan menggunakannya sebagai simbol untuk orang yang tidak benar atau tidak tertarik merupakan cara yang umum digunakan pada waktu itu.

Matius 7:6 adalah sebuah kisah peringatan tentang pentingnya menjadi bijaksana dan bijaksana dalam cara kita membagikan iman dan nilai-nilai kita kepada orang lain. Yesus berkata, "Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau Bapa yang mengutus Aku tidak menariknya." (Yohanes 6:44). Pada akhirnya, Tuhanlah yang menarik kita ke dalam suatu hubungan dengan diri-Nya sendiri. Jika ada orang yang memusuhi kebenaran Alkitab, terkadang pendekatan terbaik kita adalah dengan berdiam diri dan berdoa,meminta Tuhan untuk melakukan pekerjaan yang berat.

Firman Tuhan untuk Saling Mengoreksi dalam Kasih

Meskipun kita harus menghindari sikap membenarkan diri sendiri dan menghakimi orang lain, Alkitab tidak mengatakan bahwa kita tidak boleh mengoreksi orang lain. Kita harus menggunakan kebijaksanaan saat mengoreksi orang lain dengan Alkitab, dengan tujuan untuk membangun satu sama lain di dalam kasih. Berikut ini adalah beberapa ayat Alkitab yang mengajarkan kita untuk saling mengoreksi di dalam kasih:

Lihat juga: Merangkul Keheningan: Menemukan Kedamaian dalam Mazmur 46:10
  1. "Dan jika seorang di antara kamu kedapatan berbuat dosa, tegorlah dia dengan lemah lembut, sambil memperhatikan dirimu sendiri, supaya kamu juga jangan kena pencobaan." - Galatia 6:1

  2. "Hendaklah kamu dengan segala hikmat saling menasihati dan saling mengingatkan dalam segala hikmat, menyanyikan mazmur dan puji-pujian dan nyanyian rohani dan mengucap syukur di dalam hati kepada Allah." - Kolose 3:16

  3. "Saudara-saudara, jika seorang di antara kamu menyimpang dari kebenaran dan ada orang yang mengembalikannya, ketahuilah, bahwa barangsiapa yang membalikkan orang berdosa dari kesesatannya, ia akan menyelamatkan satu jiwa dari maut dan menutupi banyak dosa." - Yakobus 5:19-20

  4. "Teguran yang terbuka lebih baik dari pada kasih yang disembunyikan dengan hati-hati, setia adalah luka seorang sahabat, tetapi ciuman seorang musuh adalah tipu daya." - Amsal 27:5-6

Penting untuk diingat bahwa mengoreksi satu sama lain harus selalu dilakukan dengan cinta dan perhatian, dan dengan tujuan untuk membantu orang lain bertumbuh dan berkembang, daripada menjatuhkan atau menghakimi mereka dengan kasar.

Pertanyaan untuk Refleksi

  1. Bagaimana Anda mengalami kasih dan perhatian orang lain ketika mereka mengoreksi Anda di masa lalu? Bagaimana sikap mereka berdampak pada kemampuan Anda untuk menerima dan belajar dari koreksi mereka?

  2. Dengan cara apa Anda berjuang untuk mengoreksi orang lain di dalam kasih dan dengan roh kelemahlembutan? Bagaimana Anda dapat bertumbuh dalam bidang ini, dan langkah-langkah apa yang dapat Anda ambil untuk menjadi lebih efektif dalam mengoreksi orang lain dengan cara yang membangun mereka?

  3. Apakah Anda percaya bahwa Allah akan menarik orang-orang kepada diri-Nya? Bagaimana Anda dapat menjadi lebih intens untuk memasukkan doa ke dalam hubungan Anda dengan orang lain?

Doa Hari Ini

Ya Tuhan,

Saya datang ke hadapan-Mu hari ini, mengakui kecenderungan saya untuk menghakimi orang lain dan mengkritik tindakan dan pilihan mereka. Saya mengakui bahwa saya sering memandang rendah orang lain dan menganggap diri saya lebih tinggi dari mereka, daripada menunjukkan kepada mereka cinta dan kasih sayang seperti yang telah Engkau tunjukkan kepada saya.

Tolonglah saya untuk mengingat bahwa saya adalah orang berdosa yang membutuhkan kasih karunia dan belas kasihan-Mu, sama seperti semua orang lain. Tolonglah saya untuk mengikuti teladan Yesus dan memberikan kasih karunia dan pengampunan kepada orang lain, bahkan ketika mereka melakukan hal-hal yang tidak saya pahami atau setujui.

Ajari saya untuk menggunakan kebijaksanaan ketika mengoreksi orang lain, dan melakukannya dengan kasih dan perhatian, bukan dengan kesombongan atau kebenaran diri sendiri. Bantu saya untuk mengingat bahwa tujuan saya dalam mengoreksi orang lain harus selalu untuk membangun mereka dan membantu mereka bertumbuh, dan bukan untuk meruntuhkan mereka atau membuat diri saya sendiri merasa lebih baik.

Saya berdoa agar Engkau memberi saya kebijaksanaan dan ketajaman untuk mengetahui kapan waktu yang tepat untuk membagikan kebenaran-Mu kepada orang lain, dan melakukannya dengan cara yang penuh hormat dan kasih. Tolonglah saya untuk percaya pada bimbingan-Mu dan untuk gigih dalam membagikan kasih dan anugerah-Mu kepada orang lain, bahkan ketika mereka tidak mau menerimanya atau tidak menghormati pada awalnya.

Saya berdoa semua ini dalam nama Yesus, Tuhan dan Juruselamat saya, Amin.

Untuk Refleksi Lebih Lanjut

Ayat-ayat Alkitab tentang Penghakiman

John Townsend

John Townsend adalah seorang penulis dan teolog Kristen yang bersemangat yang mendedikasikan hidupnya untuk mempelajari dan membagikan kabar baik dari Alkitab. Dengan pengalaman lebih dari 15 tahun dalam pelayanan pastoral, John memiliki pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan dan tantangan rohani yang dihadapi orang Kristen dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai penulis blog populer, Bible Lyfe, John berusaha untuk menginspirasi dan mendorong para pembaca untuk menghidupi iman mereka dengan tujuan dan komitmen yang diperbarui. Dia dikenal karena gaya penulisannya yang menarik, wawasan yang menggugah pikiran, dan nasihat praktis tentang bagaimana menerapkan prinsip-prinsip alkitabiah untuk menghadapi tantangan zaman modern. Selain tulisannya, John juga seorang pembicara yang dicari, memimpin seminar dan retret tentang topik-topik seperti pemuridan, doa, dan pertumbuhan rohani. Dia memegang gelar Master of Divinity dari perguruan tinggi teologi terkemuka dan saat ini tinggal di Amerika Serikat bersama keluarganya.