Percaya kepada Tuhan

John Townsend 31-05-2023
John Townsend

"Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu dan janganlah bersandar pada pengertianmu sendiri; dalam segala jalanmu serahkanlah dirimu kepada-Nya, maka Ia akan meluruskan jalanmu."

Amsal 3:5-6

Pendahuluan

William Carey adalah contoh terkenal dari seseorang yang mempercayai Tuhan dengan segenap hatinya. Sebagai seorang misionaris dan penginjil Baptis, Carey mempercayai bimbingan dan arahan Tuhan dan mengandalkan Dia untuk memenuhi kebutuhannya saat ia melayani di India.

William Carey pernah berkata, "Harapkanlah hal-hal besar dari Tuhan; usahakanlah hal-hal besar untuk Tuhan." Carey percaya bahwa Tuhan mampu melakukan hal-hal besar dan ia dipanggil untuk mengusahakan hal-hal besar untuk kerajaan Tuhan. Carey percaya pada kuasa dan tuntunan Tuhan ketika ia bekerja untuk menyebarkan Injil dengan memperkenalkan iman kepada orang lain kepada Kristus.

Carey juga mendorong orang lain untuk terlibat dalam misi Kristen dan mengatasi ketakutan mereka. Dia pernah berkata, "Saya hanya memiliki satu lilin kehidupan untuk dinyalakan, dan saya lebih suka menyalakannya di negeri yang penuh dengan kegelapan daripada di negeri yang dibanjiri cahaya." Carey bersedia mengabdikan hidupnya untuk melayani Tuhan, terlepas dari kesulitan atau kesusahan yang mungkin dihadapinya. Dia sering menantang orang lain untuk mengikuti perintah Tuhan.memanggil, mendorong orang lain untuk memasuki tempat-tempat kegelapan rohani untuk membagikan terang Kristus.

Bagaimana kita menggunakan waktu dan sumber daya kita untuk melayani Tuhan dan membuat perbedaan di dunia? Apakah kita bersedia pergi ke tempat-tempat yang sulit untuk melayani Tuhan, atau dengan kebijaksanaan kita, kita merasionalisasi ketakutan kita untuk mengejar kehidupan yang lebih nyaman.

Melalui kepercayaannya kepada Tuhan dan dorongan kepada orang lain, Carey membantu orang-orang mengatasi ketakutan mereka dan terlibat dalam misi Tuhan kepada dunia. Dia memberikan teladan iman dan ketergantungan kepada Tuhan, dan warisannya terus menginspirasi orang-orang untuk percaya kepada Tuhan dan melayani-Nya dengan setia.

Apa makna dari Amsal 3:5-6?

Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu

Amsal 3:5-6 mendorong kita untuk menaruh iman dan kepercayaan penuh kepada Tuhan, percaya bahwa Tuhan itu berdaulat dan baik, dan bahwa Dia memiliki rencana dan tujuan bagi hidup kita. Percaya kepada Tuhan dengan segenap hati berarti mengandalkan Dia untuk bimbingan dan arahan, daripada mempercayai pemahaman kita sendiri atau hanya mengandalkan kemampuan kita sendiri.

Lihat juga: 30 Ayat Alkitab untuk Mengatasi Kecanduan

Ada beberapa contoh orang dalam Alkitab yang percaya kepada Tuhan dengan segenap hati.

Abraham

Allah memanggil Abraham untuk meninggalkan rumahnya dan pergi ke negeri yang akan ditunjukkan-Nya (Kejadian 12:1). Abraham menaati panggilan Allah, meskipun ia tidak tahu ke mana ia akan pergi dan apa yang akan terjadi di masa depan. Ia percaya bahwa Allah memiliki rencana dan tujuan bagi hidupnya, dan ia mengandalkan-Nya untuk bimbingan dan penyediaan. Iman Abraham kepada Allah ditunjukkan dengan kerelaannya mempersembahkan Ishak, putranya, sebagai kurban persembahan,percaya bahwa Allah akan menyediakan jalan untuk memenuhi janji-Nya (Kejadian 22:1-19).

David

Daud menghadapi banyak tantangan dan musuh sepanjang hidupnya, tetapi ia selalu percaya pada perlindungan dan bimbingan Tuhan. Ketika Daud dikejar-kejar oleh Raja Saul, ia percaya bahwa Tuhan akan membebaskannya dan menyediakan jalan keluar (1 Samuel 23:14). Daud juga percaya akan kedaulatan Tuhan dan mengandalkan-Nya untuk memenangkan pertempuran, seperti yang ditunjukkan dalam kemenangannya atas Goliat (1 Samuel 17).

Maria, ibu Yesus

Ketika malaikat Gabriel menampakkan diri kepada Maria dan memberitahukan kepadanya bahwa ia akan melahirkan seorang anak laki-laki, ia menjawab dengan iman dan kepercayaan, katanya: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanmu itu." (Lukas 1:38). Maria mempercayai rencana dan tujuan Tuhan bagi hidupnya, meskipun itu sulit dan membutuhkan pengorbanan yang besar. Ia bersandar kepada-Nya untuk mendapatkan kekuatan dan tuntunan ketika ia melakukan kehendak-Nya.

Jangan bersandar pada pemahaman Anda sendiri

Ada beberapa bahaya yang muncul ketika kita mempercayai pemahaman kita sendiri dan bukannya menaruh iman kita kepada Tuhan.

Kebanggaan

Ketika kita percaya pada pemahaman kita sendiri, kita dapat menjadi sombong dan mandiri, berpikir bahwa kita dapat menangani segala sesuatu sendiri. Hal ini dapat membuat kita mengandalkan kemampuan dan sumber daya kita sendiri, daripada percaya pada penyediaan Tuhan. Kesombongan juga dapat membuat kita memandang diri kita lebih mampu atau lebih bijaksana daripada yang sebenarnya, sehingga membuat kita membuat keputusan yang buruk.

Ketidaktaatan

Ketika kita mengandalkan pemahaman kita sendiri, kita mungkin lebih cenderung melawan perintah Tuhan atau mengabaikan bimbingan-Nya. Kita mungkin berpikir bahwa kita tahu lebih baik atau memiliki rencana yang lebih baik, tetapi ketika kita melawan kehendak Tuhan, kita berisiko menghadapi konsekuensi dan kehilangan berkat-berkat-Nya.

Kurangnya kedamaian

Percaya pada pemahaman kita sendiri dapat menimbulkan kecemasan dan kekhawatiran, karena kita mencoba untuk menavigasi tantangan dan ketidakpastian hidup sendirian. Namun, ketika kita bersandar pada Tuhan, kita dapat mengalami damai sejahtera dan kelegaan-Nya, bahkan dalam situasi yang sulit sekalipun (Yesaya 26:3).

Kurangnya arahan

Ketika kita mengandalkan pemahaman kita sendiri, kita mungkin tidak memiliki arah dan tujuan dalam hidup. Kita mungkin mengembara tanpa tujuan atau membuat pilihan yang buruk, karena kita tidak mencari atau mengikuti tuntunan Tuhan. Namun, ketika kita percaya kepada Tuhan, Dia berjanji untuk memberi kita bimbingan dan arahan.

Secara keseluruhan, percaya pada pemahaman kita sendiri dapat menyebabkan kesombongan, ketidaktaatan, kurangnya kedamaian, dan kurangnya arahan. Penting untuk percaya kepada Tuhan dan mencari hikmat dan bimbingan-Nya dalam segala hal.

Tokoh-tokoh dalam Alkitab yang Mempercayai Hikmat Mereka Sendiri

Ada banyak contoh dalam Alkitab tentang orang-orang yang mengandalkan hikmat mereka sendiri dan bukannya mengikuti perintah Allah. Kesombongan mereka membawa hasil yang buruk. Teladan mereka seharusnya menjadi peringatan bagi kita.

Raja Saul

Raja Saul adalah raja pertama Israel, dan ia dipilih oleh Tuhan untuk memimpin bangsa Israel. Namun, alih-alih mencari bimbingan Tuhan dan mengikuti kehendak-Nya, Saul sering kali mengandalkan hikmatnya sendiri dan mengambil keputusan yang bertentangan dengan perintah Tuhan. Misalnya, ia tidak menaati perintah Tuhan untuk memusnahkan orang Amalek beserta harta benda mereka (1 Samuel 15:3), dan akibatnya, ia kehilangan perkenanan dari Tuhan.dan akhirnya kehilangan kerajaannya.

Adam dan Hawa

Di Taman Eden, Adam dan Hawa diberi pilihan untuk percaya pada hikmat Tuhan atau percaya pada pemahaman mereka sendiri. Mereka memilih untuk percaya pada pemahaman mereka sendiri dan tidak menaati perintah Tuhan untuk tidak memakan buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat (Kejadian 3:6). Sebagai akibatnya, mereka membawa dosa dan maut ke dalam dunia dan kehilangan hubungan mereka dengan Tuhan.

Yudas Iskariot

Yudas Iskariot adalah salah satu murid Yesus, tetapi ia percaya pada kebijaksanaannya sendiri dan membuat keputusan untuk mengkhianati Yesus demi 30 keping perak (Matius 26:14-16). Keputusan ini pada akhirnya berujung pada kematian Yesus dan kematian Yudas sendiri.

Kesimpulan

Ketika kita mengandalkan pemahaman kita sendiri daripada mencari dan mengikuti kehendak Tuhan, kita berisiko mengambil keputusan yang bertentangan dengan kehendak Tuhan. Kita mungkin berpikir bahwa kita melakukan apa yang terbaik bagi kita, tetapi keputusan tersebut pada akhirnya membawa konsekuensi negatif ke dalam hidup kita. Sangatlah penting untuk mengandalkan Tuhan dan mencari bimbingan dan hikmat-Nya dalam segala hal. Ketika kita melakukannya, Tuhan berjanji untuk mempersiapkan jalandi hadapan kita, membantu kita menghadapi tantangan dan ketidakpastian hidup.

Pertanyaan untuk Refleksi

1. Bagaimana Anda mengalami damai sejahtera dan tuntunan Tuhan ketika Anda percaya kepada-Nya dengan segenap hati Anda dan tidak bersandar pada pemahaman Anda sendiri?

2. Di area mana dalam hidup Anda yang membuat Anda bergumul untuk mempercayai Tuhan dan mengandalkan pemahaman Anda sendiri?

Lihat juga: Karunia Terbesar dari Tuhan

3. Bagaimana Anda dapat mulai mengakui Tuhan dalam segala hal dan percaya kepada bimbingan dan arahan-Nya untuk hidup Anda?

Doa Hari Ini

Ya Tuhan,

Saya bersyukur atas Firman-Mu dan hikmat yang Engkau berikan. Saya diingatkan akan pentingnya percaya kepada-Mu dengan segenap hati dan tidak bersandar pada pemahaman saya sendiri. Tolonglah saya untuk memiliki iman akan kedaulatan dan kebaikan-Mu, dan untuk mengandalkan Engkau sebagai tuntunan dan arahan dalam hidup saya.

Saya mengakui bahwa ada kalanya saya percaya pada pemahaman saya sendiri dan mencoba menavigasi tantangan hidup saya sendiri. Tolong ampuni saya atas kurangnya iman saya. Bantu saya untuk mengakui Engkau dalam segala cara saya. Saya ingin mengikuti kehendak-Mu dan menjadikan Engkau sebagai pusat pikiran dan tindakan saya.

Aku berdoa agar Engkau meluruskan jalanku dan menuntunku ke arah yang Engkau kehendaki bagiku. Aku percaya bahwa Engkau mengerjakan segala sesuatu untuk kebaikanku, dan aku berdoa agar damai sejahtera dan kekuatan-Mu menopang aku. Terima kasih atas kesetiaan dan kasih-Mu, Amin.

Untuk Refleksi Lebih Lanjut

Ayat-ayat Alkitab tentang Iman

Ayat-ayat Alkitab tentang Rencana Allah

John Townsend

John Townsend adalah seorang penulis dan teolog Kristen yang bersemangat yang mendedikasikan hidupnya untuk mempelajari dan membagikan kabar baik dari Alkitab. Dengan pengalaman lebih dari 15 tahun dalam pelayanan pastoral, John memiliki pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan dan tantangan rohani yang dihadapi orang Kristen dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai penulis blog populer, Bible Lyfe, John berusaha untuk menginspirasi dan mendorong para pembaca untuk menghidupi iman mereka dengan tujuan dan komitmen yang diperbarui. Dia dikenal karena gaya penulisannya yang menarik, wawasan yang menggugah pikiran, dan nasihat praktis tentang bagaimana menerapkan prinsip-prinsip alkitabiah untuk menghadapi tantangan zaman modern. Selain tulisannya, John juga seorang pembicara yang dicari, memimpin seminar dan retret tentang topik-topik seperti pemuridan, doa, dan pertumbuhan rohani. Dia memegang gelar Master of Divinity dari perguruan tinggi teologi terkemuka dan saat ini tinggal di Amerika Serikat bersama keluarganya.